Monday, September 27, 2010

Fitofarmaka "Terapi Diabetes Melitus dengan Fitofarmaka"

BY Ahmed Gebleg IN , , No comments





BAB I
PENDAHULUAN

1.       Latar Belakang

            Pada era globalisasi saat ini umumnya  masih banyak gaya hidup masyarakat yang masih belum memahami tentang pentingnya kesehatan. Mereka pada umumnya mengkonsumsi segala jenis makanan, seperti : makanan tinggi lemak dan kolesterol tanpa diimbangi dengan olahraga atau aktifitas fisik untuk membakar lemak dan gaya hidup yang salah, seperti : kebiasaan merokok dan minum - minuman keras ataupun mengkonsumsi narkoba yang kesemuanya itu dapat menimbulkan dampak yang buruk bagi kesehatan. Diantara masalah kesehatan tersebut akan mengakibatkan timbulnya penyakit Reumatik, Diabetes Mellitus, Jantung, Ginjal dan sebagainya.






            Dari berbagai penyakit diatas diantaranya adalah Diabetes Mellitus. Diabetes Mellitus adalah sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Smeltzer C, Suzanne, 2001). Diabetes Mellitus mempunyai dua tipe yang pertama Diabetes Mellitus tipe I (IDDM) yaitu diabetes mellitus yang tergantung insulin dan yang kedua Diabetes mellitus tipe II (NIDDM) yaitu diabetes mellitus yang tidak tergantung insulin. Diabetes mellitus tipe I biasanya terjadi pada usia kurang dari 30 tahun dengan persentase 5% - 10% dari seluruh penderita diabetes mellitus. Sedangkan pada kasus diabetes mellitus tipe II sering ditemukan pada usia lebih dari 30 tahun dengan persentase 90% - 95% seluruh penderita diabetes mellitus, obesitas 80% dan non obesitas 20% (Smeltzer C. Suzanne, 2001).

            Penyakit diabetes mellitus perlu mendapat perhatian dan penanganan yang baik oleh perawat. Secara kuratif dan rehabilitatif seperti pengontrolan kadar gula darah, melakukan perawatan luka dan mengatur diet makanan yang harus dimakan sehingga tidak terjadi peningkatan kadar gula darah.

            Dengan berkembangnya pengetahuan tentang, banyak peneliti yang menemukan obat-obat herbal yang dapat digunakan untuk terapi diabetes. Penulis di sini mencoba untuk membahas tentang terapi diabetes mellitus dengan menggunakan tanaman obat.



2.       Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini, yaitu:
A.     Mahasiswa lebih mengetahui apa itu diabetes mellitus. 
B.     Mengetahui bagaimana cara mengobati diabetes mellitus. 
C.     Dapat melakukan terapi diabetes mellitus dengan menggunakan tanaman obat.  
D.     Mengetahui beberapa tanaman obat yang dapat digunakan untuk terapi diabetes mellitus.

BAB II
TINJAUAN TEORI

1.       Pengertian
Diabetes yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan hiperglisemia (peningkatan kadar gula darah) yang terus-menerus dan bervariasi, terutama setelah makan. Sumber lain menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop electron.

Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara adekuat.

2.       Patofisiologi

a.       Etiologi

Pembentukan diabetes yang utama adalah karena kurangnya produksi insulin (diabetes melitus jenis 1, yang pertama dikenal), atau kurang sensitifnya jaringan tubuh terhadap insulin (diabetes melitus jenis 2, bentuk yang lebih umum). Selain itu, terdapat jenis diabetes melitus yang juga disebabkan oleh resistansi insulin yang terjadi pada wanita hamil.

 Penyebab diabetes lainnya adalah: 


  • ·         Kadar kortikosteroid yang tinggi
  • ·         Kehamilan (diabetes gestasional)
  • ·         Obat-obatan
  • ·         Racun yang mempengaruhi pembentukan atau efek dari insulin.

b.       Gejala

Tiga serangkai yang klasik tentang gejala kencing manis adalah polyuria (banyak kencing), polydipsia (banyak minum) dan polyphagia (banyak makan). Gejala lainnya adalah pandangan kabur, pusing, mual dan berkurangnya ketahanan selama melakukan olah raga. Penderita diabetes yang kurang terkontrol lebih peka terhadap infeksi.

c.       komplikasi

Lama-lama peningkatan kadar gula darah bisa merusak pembuluh darah, saraf dan struktur internal lainnya. Terbentuk zat kompleks yang terdiri dari gula di dalam dinding pembuluh darah, sehingga pembuluh darah menebal dan mengalami kebocoran. Akibat penebalan ini maka aliran darah akan berkurang, terutama yang menuju ke kulit dan saraf.

Kadar gula darah yang tidak terkontrol juga cenderung menyebabkan kadar zat berlemak dalam darah meningkat, sehingga mempercepat terjadinya aterosklerosis (penimbunan plak di dalam pembuluh darah). Aterosklerosis ini 2-6 kali lebih sering terjadi pada penderita diabetes. Sirkulasi yang jelek melalui pembuluh darah besar dan kecil bisa melukai jantung, otak, tungkai, mata, ginjal, saraf dan kulit dan memperlambat penyembuhan luka.

Karena hal tersebut diatas, maka penderita diabetes bisa mengalami berbagai komplikasi jangka panjang yang serius.

Yang lebih sering terjadi adalah serangan jantung dan stroke, kerusakan pembuluh darah mata bisa menyebabkan gangguan penglihatan (retinopati diabetikum, kelainan fungsi ginjal menyebabkan gagal ginjal sehingga penderita harus menjalani dialisa. Gangguan pada saraf dapat bermanifestasi dalam beberapa bentuk.

Jika satu saraf mengalami kelainan fungsi (mononeuropati), maka sebuah lengan atau tungkai biasa secara tiba-tiba menjadi lemah.

Jika saraf yang menuju ke tangan, tungkai dan kaki mengalami kerusakan (polineuropati diabetikum), maka pada lengan dan tungkai bisa dirasakan kesemutan atau nyeri seperti terbakar dan kelemahan. Kerusakan pada saraf menyebabkan kulit lebih sering mengalami cedera karena penderita tidak dapat meradakan perubahan tekanan maupun suhu. Berkurangnya aliran darah ke kulit juga bisa menyebabkan ulkus (borok) dan semua penyembuhan luka berjalan lambat. Ulkus di kaki bisa sangat dalam dan mengalami infeksi serta masa penyembuhannya lama sehingga sebagian tungkai harus diamputasi.[5]



3.       Terapi

Menggunakan empat pilar pengobatan:


  • ·         Edukasi atau pendidikan
  • ·         Pengaturan gizi dan diet makanan
  • ·         Latihan jasman
  • ·         Terapi Obat

BAB III
PEMBAHASAN

Pada makalah ini penulis akan membahas tentang bagaimana cara mengobati diabetes mellitus dengan empat pilar pengobatan diabetes mellitus, yang pada pilar ke-4, menggunakan tanaman obat.

Edukasi dalam terapi diabetes ini sangatlah penting karena meliputi pentingnya mengendalikan dan memantau DM sampai ke perawatan diri. Sehingga mengetahui langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam terapi selanjutnya.

Pilar yang selanjutnya yaitu pengaturan gizi dan diet makanan, menurut beberapa ahli. satu kunci keberhasilan pengendalian gula darah adalah masalah pengaturan diet makanan. Pada prinsipnya, keteraturan jadwal, jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi harus sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh.

Takaran tinggi rendah kandungan nutrisi makanan
1. Kalori Tinggi : >400 kalori (20 % dari perhitungan total harian 2000 kalori)
Kalori Rendah : < 40 kalori (-2% dari perhitungan total harian 2000 kalori)
2. Lemak Tinggi : 13 gr atau >
Lemak Rendah : 3 gr atau <
3. Lemah Jenuh Tinggi : 4 gr atau >
Lemak Jenuh Rendah : 1 gr atau <
4. Protein Tinggi : >10 gr ( 20 % anjuran asupan wanita dewasa per-hari
Protein Rendah : < 2,5 gr ( 5 % anjuran asupan wanita dewasa per-hari)
5. Karbohidrat Tinggi : >25 gr ( 20% anjuran asupan karbohidrat per-hari)
Karbohidrat Rendah : <3 gr ( -2% anjuran asupan karbohidrat per-hari)
6. Serat Tinggi : 5 gr atau >
Serat Rendah : 2 gr atau <
7. Kolesterol Tinggi : >60 mg (20 % maksimum asupan kolesterol per-hari)
Kolesterol Rendah : < 20 mg (20% maksimum asupan kolesterol per-hari)
8. Kalsium Tinggi : >160 mg (20% dari anjuran asupan per-hari)
Kalsium Rendah : <40 mg (5 % atau kurang dari anjuran asupan per-hari)
9. Zat Besi Tinggi : >3mg (20 % dari anjuran asupan per-hari)
Zat Besi Rendah :< 0,75 mg ( 5 % dari anjuran asupan per-hari)
10.Magnesium Tinggi : >36 mg ( 20 % dari anjuran asupan per-hari)
Magnesium Rendah : <14 mg ( 5% dari anjuran asupan per-hari)
11.Fosfor Tinggi : >160 mg (20 % dari kebutuhan per-hari)
Fosfor Rendah : <80 mg (-5% dari kebutuhan per-hari)
12.Potasium Tinggi : >350 mg (10 % dari anjuran kebutuhan per-hari)
Potasium Rendah : < 100 mg (-5% dari anjuran kebutuhan per-hari)
13.Sodium Tinggi : >400 mg
Sodium Rendah : <140 mg

Perhitungan kebutuhan kalori per-hari ini bersifat general. Untuk lebih tepatnya dapat digunakan pengukuran menurut tinggi badan dan usia. Secara general, bagi wanita yang bekerja di lapangan dengan banyak aktivitas fisik akan membutuhkan kalori lebih banyak daripada mereka yang bekerja tanpa banyak melakukan aktifitas fisik.

Penting bagi wanita untuk mencegah diri mereka agar dapat terhindar dari diabetes, karena wanita penderita diabetes sangat rentan terhadap glukoma dan masalah mata hingga kebutaan, osteoporosis, penyakit jantung dan berbagai komplikasi kronis dari diabetes yang dapat merusak fungsi ginjal dan kerja syaraf tubuh.

Pilar yang selanjutnya yaitu, latihan jasmani, Olah raga yang dilakukan secara teratur membantu dalam pengelolaan kencing manis. Olah raga bisa dilakukan 2–4 kali dalam seminggu selama 30 menit. Tujuannya, tidak lain untuk menjaga kebugaran dan menurunkan berat badan serta memperbaiki sensitivitas insulin sehingga memperbaiki kendali gula darah.

Pilar terakhir yaitu terapi obat, dalam makalh ini penulis lebih menitik beratkan pada terapi dengan menggunakan tanaman obat karena tanaman obat memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan obat modern atau obat kimia. Kelebihannya antara lain:

1.       Efek samping tidak ada jika penggunaannya secara benar, hal ini mengingat tanaman obat bersifat kompleks dan organis yang cocok untuk tubuh yang bersifat kompleks dan organis, sehingga tanaman obat dapat disetarakan dengan makanan, suatu bahan yang dikonsumsi dengan maksud merekonstruksi organ atau sistem yang rusak.
2.       Efektif untuk penyakit yang sulit disembuhkan dengan obat kimia, seperti kanker, tumor, darah tinggi, darah rendah, diabetes, hepatitis, stroke, sinusitis, herpes, bau badan, bisul dan lain-lain.
3.       Harga relatif murah, karena dapat ditanam sendiri, harga akan meningkat jika diperoleh dalam bentuk kering, dan akan meningkat lagi jika diperoleh dalam bentuk hasil olahan. Harga akan menjadi sangat mahal apabila diperoleh dalam bentuk isolat yaitu senyawa tertentu yang diperoleh dari ekstrak tanaman, seperti vincristine, obat kanker yang diisolasi dari ekstrak tapak dara (Catharanthus roseus) dan diimpor.
4.       Tidak perlu bantuan tenaga medis, Apabila diagnosa sudah jelas, pengobatan umumnya dapat dilakukan oleh anggota keluarga sendiri tanpa harus tergantung pada bantuan tenaga medis atau paramedis. Dokter dibutuhkan untuk diagnosa yang benar dengan bantuan analisa laboratorium klinik (rekomendasi pengobatan herbal juga dapat diberikan oleh dokter).

 Beberapa tanaman obat yang dapat digunakan sebagai terapi diabetes adalah sebagai berikut:

1.       Ramuan Obat Tradisional 1 :
1 butir biji avokad dikeringkan setelah itu dijadikan bubuk. 5 gram bubuk avokad diseduh dengan 200 cc air.
Pemakaian : Minum ramuan 2 kali sehari

2.       Ramuan Obat Tradisional 2 :
4 biji rambutan disangrai hingga kering kemudian ditumbuk halus. Setelah itu, bubuk biji rambutan direbus dengan air secukupnya.
Pemakaian : Minum selagi hangat, Konsumsi 2 kali sehari

3.       Ramuan 3 :
2-3 sendok makan bubuk kedelai diseduh dengan air secukupnya, kemudian diminum.
Pemakaian : Konsumsi 2 kali sehari

4.       Ramuan 4 :
30 gram rambut jagung dan 100 gram batang kangkung direbus dengan air secukupnya.
Pemakaian : Minum selagi hangat , Konsumsi 2 kali sehari

5.       Ramuan 5 :
100 gram labu parang/labu kuning dan 100 gram labu bligo/labu tangkua ditim, kemudian dimakan.
Pemakaian : Konsumsi 2 kali sehari

6.       Ramuan 6 :
10 lembar daul salam dan 30 gram daun ceplukan direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, kemudian airnya diminum selagi hangat.
Pemakaian : Konsumsi 2 kali sehari

7.       Ramuan 7 :
60 gram labu parang (labu kuning) dan 1 buah pare diiris-iris menurut selera lalu dimasak dengan cara ditumis atau masakan lain sesuai selera, kemudian dimakan.
Pemakaian : Konsumsi 2 kali sehari

8.       Ramuan 8 :
2 buah apel , 1 buah avokad, 60 gram labu parang (labu kuning), dan 50 gram nanas dijus kemudian diminum.
Pemakaian : Konsumsi 2 kali sehari

9.       Ramuan 9
Cuci bersih dan Rajang 4 gram umbi bawang merah, 15 gram buah buncis, 10 helai daun salam. Haluskan bahan, lalu campurkan dengan 120 ml air matang. Peras.
Pemakaian : Minum 1 kali sehari sebanyak 100 ml. Lakukan selama 14 hari.

10.   Ramuan 10
Cuci bersih 1/3 genggam dau sambiloto, 1/3 genggam daun kumis kucing, 21 lembar mimba, dan 6 cm batang brotowali. Potong-potong bahan, lalu rebus dengan 3 gelas air hingga tersisa 2 gelas.
Pemakaian : Minum setelah makan, sehari 2 kali, masing-masing 1 gelas.

11.   Ramuan 11
Rebus 12 lembar daun kacapiring dengan 2 gelas air hingga tersisa 1 gelas.
Pemakaian : Minum sekaligus. Lakukan setiap hari.

12.   Ramuan 12
Belah 1 buah jambu biji setengah matang menjadi 4 bagian, lalu rebus dengan 1 liter air sampai mendidih. Angkat dan setelah dingin disaring.
Pemakaian : Minum 2 kali sehari pada pagi dan sore hari.

13.   Ramuan 13
Cuci bersih tanaman ciplukan yang sudah berbuah dan dicabut beserta akarnya. Rebus dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring.
Pemakaian : Minum sekaligus, 1 kali sehari.

14.   Ramuan 14
Rebus 2 potong kulit batang jambu monyet dan adas pulawaras secukupnya dengan 2 liter air sampai mendidih. Setelah dingin, saring.
Pemakaian : Minum 2 kali sehari pada pagi dan sore hari.
Ramuan tanaman obat di atas dapat bermanfaat dengan optimal bila dikonsumsi secara teratur sesuai dosis yang tepat dan besar kemungkinan diabetes dapat disembuhkan secara total.
Ibarat sebuah kursi dengan ke empat kakinya, empat pilar ini saling menopang sehingga sebuah kursi bisa tegak berdiri. Jadi, mengandalkan obat saja tidak cukup untuk menyembuhkan penyakit kencing manis ini. Perlu dilakukan ketiga pilar yang lainnya.

BAB IV
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Diabetes mellitus dapat diobati dengan “Empat Pilar Pengobatan” yang dilakukan secara rutin dan konsisten. Pilar-pilarnya adalah Edukasi, pengaturan gizi dan diet makanan, latihan jasmani (olah raga) dan  terapi obat dengan menggunakan tanaman obat yang memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan obat kimia (obat modern).

B.     Saran
Bagi penderita diharapkan untuk melakukan empat pilar pengobatan di atas, secara teratur dan konsisten demi tercapainya hasil yang optimal.


0 comments:

Post a Comment