Sunday, September 26, 2010

Psikologi Perkembangan pada Dewasa Awal “mengapa pasangan membuat keputusan untuk menikah?”

BY Ahmed Gebleg IN , , No comments

PENDAHULUAN

Sebagian besar golongan dewasa awal telah menyelesaikan pendidikan sampai taraf universitas dan kemudian mereka segera memasuki jenjang karier dalam pekerjaannya. Kehidup­an psikososial dewasa muda makin kompleks dibandingkan dengan masa remaja karena selain bekerja, mereka akan me­masuki kehidupan pernikahan, membentuk keluarga baru, memelihara anak-anak, dan tetap harus memperhatikan orang tua yang makin tua.
Selain itu, dewasa muda mulai membentuk kehidupan keluarga dengan pasangan hidupnya, yang telah dibina sejak masa remaja/masa sebelumnya. Havighurst (Turner dan Helms, 1995} mengemukakan tugas-tugas perkembangan dewasa muda, di antaranya
1.       mencari dan menemukan calon pasangan hidup
2.       membina kehidupan rumah tangga,
3.       meniti karier dalam rangka rnemantapkan kehidupan ekonomi rumah tangga
4.       menjadi warga negara yang bertanggung jawab.
Namun pada tulisan ini, penulis akan menjelaskan tentang “mengapa pasangan membuat keputusan untuk menikah?” , yang lebih menekankan pada poin pertama saja.




PEMBAHASAN

Mencari dan Menemukan Calon Pasangan Hidup
Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa awal semakin memiliki kematangan fisiologis (seksual) sehingga mereka siap melakukan tugas reproduksi,yaitu mampu melakukan hubungan seksual dengan lawan jenisnya,asalkan memenuhi persyaratan yang syah(perkawinan resmi). Tetapi dalam menikah diperlukan komitmen di antara kedua pasangan yang tidak boleh disalahgunakan. Pastikan Anda menikah untuk alasan yang tepat, bukan untuk alasan yang salah.
Manusia dilahirkan dengan keinginan untuk dicintai dan mencintai. Tetapi, cinta tidak bisa dijadikan satu-satunya alasan untuk menikah. Kedengarannya memang romantis, ya, jika ada pasangan yang memutuskan untuk menikah karena tergila-gila satu sama lain. Tetapi, keberhasilan suatu perkawinan didasarkan pada persahabatan yang kuat yang dibangun oleh masing-masing pasangan. Fondasi yang kuat untuk sebuah perkawinan termasuk kecocokan, kepercayaan, dan komunikasi.
Dalam membuat keputusan untuk menikah kedua pasangan didasari pada tiga aspek, yaitu ketertarikan, keintiman dan cinta.

1.      Ketertarikan
Ketertarikan interpersonal merupakan salah satu faktor penentu ketika seseorang ingin berhubungan dengan orang lain. Setiap individu mempunyai tingkat ketertarikan personal dalam memulai membina hubungan sosial. Puncak pengalaman psikososial ini tercapai pada masa dewasa awal, dimana individu mulai mengkristalisasikan hubungan dengan seorang individu yang paling dicintai, dipercaya, ataupun yang telah dibina sebelumnya. Cinta menjadi salah satu tugas perkembangan utama pada perkembangan masa dewasa awal. Daya tarik terhadap satu dengan yang lain pada masa dewasa awal akan membawa pada kedekatan khusus yang disebut pacaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan daya tarik interpersonal pasangan dan perasaan cinta terhadap pasangannya pada masa dewasa awal.
Berdasarkan  hasil penelitian bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara daya tarik interpersonal dan perasaan cinta pada masa dewasa awal terhadap pasangannya. Maka dari itu daya tarik interpersonal perlu terus dipertahankan dan bila perlu ditingkatkan agar perasaan cinta dapat tetap terjaga. Daya tarik ini tidak hanya sebatas daripada terlihat menarik secara aspek fisik (jasmani) saja tetapi bisa dikembangkan dalam segi aspek emosi, mental, spiritual, maupun kepribadian yang baik.

2.      Cinta
Cinta juga dapat memperkuat alasan kenapa pasangan membuat keputusan untuk menikah, karena cinta merupakan pangkal dari ketertarikan dan keintiman.
Seseorang tertarik dengan pasangannya berdasarkan cinta, berbeda dengan ketertarikannya dengan sahabat atau teman yang lebih kepada kebutuhan atau kesenangan. Karena itu cinta merupakan kedekatan seseorang, ada keterdekatan, tidak berorientasi pada diri sendiri, kualitas dari penerimaan, kekaguman dan eksklusivitas. Lebih mendatangkan depresi daripada persahabatan.
Ada beberapa macam cinta, yaitu:
1.       Romantic love, disebut cinta yang bergairah, cinta tersebut memiliki elemen seksual dan kekanak-kanakan, dan sering mendominasi bagian awal suatu hubungan cinta. Tipe cinta ini mencakup jalinan yang rumit dari emosi-emosi seperti takut, gairah seksual, senang dan cemburu.
2.       Affection love, adalah tipe cinta yang terjadi ketika hasrat individu untuk dekat dengan orang lain dan melibatkan perasaan yang mendalam dan sayang terhadap orang tersebut. Ada yang percaya tahap awal dari cinta adalah berisi elemen romantis, tetapi saat cinta terus bertahan, gairah atau rasa romantis berubah jadi afeksi.
Shaver mengatakan bahwa tahap awal cinta romantis dipenuhi oleh campuran dari daya tarik seksual dan pemuasan, berkurangnya rasa kesepian, berkembangnya attachment. Berjalannya waktu daya tarik seksual berkurang, hal ini bisa berubah jadi keakraban yang mendalam, tetapi bisa juga muncul rasa tertekan, kecewa, marah. Ini yang memunculkan orang mencari hubungan dekat dengan yang lain.
Sternberg mengatakan bahwa affection love sebenarnya ada dua tipe cinta, keintiman dan komitmen yang  merupakan alasan kenapa seseorang membuat keputusan untuk menikah.

3.      Keintiman
Aspek yang selanjutnya yaitu keintiman. Keintiman adalah di mana seseorang merasakan perasaan emosional seperti kehangatan, kedekatan, dan perasaan berbagi terhadap pasangannya. Harus ada dasar keamanan, cinta dan kasih sayang sebelum seperti keintiman dalam suatu hubungan dapat berkembang.
Ada kebutuhan baik bagi mitra untuk mengembangkan sehat saling menghormati, dan juga untuk individualitas mereka. Keintiman adalah cara dengan mana kedua mitra memvalidasi hubungan mereka. Baik mitra yang diperlukan untuk dimasukkan ke dalam usaha ekstra untuk menyelesaikan konflik secara produktif, dan mendapatkan kesadaran diri tentang kelemahan seseorang untuk memelihara satu sama lain demi hubungan mereka.

KESIMPULAN
Pasangan dewasa awal dapat membuat keputusan untuk menikah berdasarkan tiga aspek yang saling dimiliki oleh masing-masing. Yaitu, Ketertarikan interpersonal, keintiman dan cinta. Di mana ketiganya ada kesinambungan dan keterkaitan yang tidak boleh dipisahkan.

SARAN
Perkawinan merupakan komitmen di antara dua orang yang tidak boleh disalahgunakan. Pastikan Anda menikah untuk alasan yang tepat, bukan untuk alasan yang salah.


DAFTAR PUSTAKA

Disusun Oleh : Ahmad Rizal, Mahasiswa S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju

0 comments:

Post a Comment